3 Ciri-Ciri Allah SWT Mengangkat Tinggi Derajat Manusia

Derajat seseorang diangkat oleh Allah bukan tanpa alasan, melainkan karena amal perbuatannya dan ujian yang dihadapinya dengan kesabaran serta keikhlasan. Selain melalui amal ibadah dan kebaikan, Allah SWT juga mengangkat derajat hamba-Nya dengan cara yang tidak selalu tampak sebagai anugerah, seperti musibah atau ujian hidup.

Setiap manusia tentu ingin mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Dalam Islam, kemuliaan seseorang bukan diukur dari harta atau keturunan, melainkan dari ketakwaan dan amal baik yang dilakukan. Allah SWT menjanjikan peninggian derajat bagi mereka yang memenuhi kriteria tertentu. Berikut adalah tiga ciri-ciri seseorang yang derajatnya diangkat oleh Allah SWT.

3 Tanda Allah SWT Mengangkat Tinggi Derajat Manusia

Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Qur’an, bahwa setiap manusia memiliki tingkatan yang berbeda, sesuai dengan amal yang mereka lakukan. Seperti firman-Nya dalam QS. Al-An’am ayat 132:

وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ۝١٣٢

Masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.

1. Diuji dengan Musibah

Dalam buku Rahasia Terlengkap Dahsyatnya Mukjizat Shalat Tahajjud karya Abu Abbas, dijelaskan bahwa musibah yang menimpa seseorang bisa menjadi jalan bagi Allah SWT untuk mengangkat derajatnya.

Orang-orang dengan derajat tinggi di sisi Allah, seperti para ulama, wali, dan nabi, justru lebih sering menghadapi ujian berat, seperti dizalimi, dimusuhi oleh pelaku maksiat, dan berbagai cobaan lainnya.

Pada hakikatnya, musibah merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Melalui cobaan tersebut, Allah akan mengangkat derajat seseorang, menghapus dosa-dosanya, menambah pahalanya, serta memuliakannya.

Setiap muslim diberikan cobaan berdasarkan kadar agama atau seberapa kuat imannya. Semakin kuat agamanya maka, cobaan akan semakin berat. Dan berlaku sebaliknya.

Hal tersebut sebagaimana yang diterangkan pada sebuah hadits, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW:

“‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling dahsyat cobaannya?’ Nabi SAW menjawab, ‘Para nabi, lalu orang yang paling mulia (di antara kalian), kemudian orang yang paling mulia lagi (di bawah mereka). Setiap orang akan diberi cobaan menurut kadar agamanya. Sehingga, jika ia dalam hal agamanya kuat, maka beratlah cobaannya. Namun, jika dalam agamanya lemah, maka ia diberi cobaan sesuai kadar agamanya itu. Cobaan akan senantiasa menyertai seorang hamba sehingga membebaskan hamba itu berjalan di bumi ini tanpa ada dosa lagi padanya’.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dalam sebuah riwayat lain, diterangkan juga bahwa Allah SWT akan memberikan seseorang musibah melalui tubuhnya, hartanya atau anaknya. Jika mereka bersabar, maka Allah SWT akan menaikkan derajat hamba-Nya tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Jika seorang hamba telah mendapat ketetapan sebuah derajat dari Allah, tapi ia tidak dapat mencapainya dengan amal ibadahnya, maka Allah akan memberinya cobaan pada raganya, atau hartanya, atau anaknya. Kemudian, Allah memberinya kesabaran sehingga Allah menyampaikannya kepada derajat yang telah menjadi ketetapan untuknya dari Allah SWT.” (HR. Ahmad)

2. Diuji dengan Penyakit

Dalam buku Bimbingan Orang Sakit karya Saiful Hadi El-Sutha, disebutkan bahwa ketika seseorang mengalami sakit, ia sebaiknya berbaik sangka kepada Allah SWT. Sebab, sakit yang diderita bisa menjadi bentuk kasih sayang Allah sekaligus cara untuk meningkatkan derajatnya.

Jika seseorang yang sakit menerima kondisinya dengan sabar, lapang hati, dan ridha, maka Allah SWT akan menghapus dosa-dosanya serta meninggikan kedudukannya. Rasulullah SAW telah menegaskan dalam hadits yang berbunyi:

“Sesungguhnya orang-orang yang shaleh akan diberikan cobaan yang lebih berat kepada mereka, dan sesungguhnya tidaklah menimpa seorang mukmin suatu bencana, meskipun itu hanya berupa duri (yang menusuknya) atau sesuatu yang lebih dari itu, melainkan semua itu akan menjadikan dihapus satu kesalahan dari dirinya, dan diangkat satu derajat (tingkatan) atasnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Terdapat riwayat lain yang menjelaskan hal serupa, Rasulullah SAW bersabda:

“Rasa pusing yang dirasakan oleh seorang mukmin, atau duri yang menusuk tubuhnya, atau sesuatu yang membuatnya merasa sakit, maka semua itu akan menjadikan Allah mengangkat derajatnya sebanyak satu derajat (satu tingkat kemuliaan) dan Allah pun akan menghapuskan dosa-dosanya besok pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya)

Dari penjelasan kedua hadits tersebut, kita dapat simpulkan bahwa selain diangkat derajat seseorang yang sedang sakit juga dihapuskan segala dosa-dosanya.

3. Ujian yang Spesial untuk Wanita

Ustad Syamsuddin Nur Makka dalam acara Islam Itu Indah di Trans TV, membacakan ayat Al Luqman ayat 14:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Artinya: “Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali.”

Ustad Syam menjelaskan dalam episode ‘Ini Tanda-tanda Allah Naikkan Derajat Manusia’, para wanita diangkat derajatnya oleh Allah dengan rasa sakit pada saat melahirkan.

“Tidak diragukan lagi seorang ibu itu tinggi derajatnya bahkan Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam diutus salah satunya mengangkat derajat seorang wanita, yang dahulu wanita itu diperdagangkan. Diutusnya seorang manusia yang paling sempurna dan mulia, Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengangkat derajat wanita. Bahkan kalau kita dengar ayat tadi, disebutkan jasanya seorang ibu sakit ketika mengandung, letih ketika mengandung, melahirkan pun sakit,” kata Ustad Syam.