3 Golongan yang Tidak Akan Dipandang Allah di Akhirat Kelak

Di hari kiamat kelak, setiap manusia berharap mendapat rahmat dan pandangan kasih dari Allah ﷻ. Namun Rasulullah ﷺ memperingatkan dalam banyak hadits bahwa tidak semua manusia akan mendapat kemuliaan itu.

Ada golongan tertentu yang tidak akan dipandang oleh Allah, tidak akan Dia ajak bicara, dan tidak akan disucikan dosa-dosanya. Bahkan bagi mereka, azab yang pedih telah disiapkan.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhari, menjadi pengingat keras agar kita menjauhi sifat-sifat yang membuat amal kebaikan sia-sia di akhirat.

1. Orang yang Mengungkit-ungkit Kebaikan (Al-Mannān)

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tiga golongan yang Allah tidak akan ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan melihat mereka, tidak akan menyucikan mereka, dan bagi mereka azab yang pedih: orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya…”
(HR. Muslim, no. 106)

Golongan pertama adalah mereka yang tidak tulus dalam berbuat baik. Setelah memberi sedekah, mereka menyebut-nyebut jasanya seolah ingin dipuji atau menghinakan penerima bantuan.

Padahal Allah menegaskan dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).”
(QS. Al-Baqarah: 264)

Kebaikan yang sejati adalah yang lahir dari hati ikhlas, bukan untuk dipamerkan atau diingatkan kembali.

2. Orang yang Menjual dengan Sumpah Palsu

Masih dalam hadits yang sama, Rasulullah ﷺ melanjutkan:

“…dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu…”
(HR. Muslim, no. 106)

Golongan kedua adalah mereka yang berbohong dalam berdagang. Mereka menggunakan nama Allah untuk menipu pembeli demi keuntungan duniawi.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pedagang yang jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang benar, dan para syuhada.”
(HR. Tirmidzi, no. 1209)

Kejujuran dalam berdagang adalah bentuk ibadah, sedangkan mempermainkan sumpah adalah bentuk penghinaan terhadap nama Allah.

3. Pemimpin atau Orang yang Sombong (Al-Musbil Izarahu Khuyala’an)

Rasulullah ﷺ menutup hadits itu dengan sabdanya:

“…dan orang yang melabuhkan pakaiannya dengan sombong.”
(HR. Muslim, no. 106)

Makna “melabuhkan pakaian” bukan sekadar pakaian panjang, tetapi simbol kesombongan dan keangkuhan.

Seseorang yang merasa lebih tinggi, lebih mulia, dan lebih pantas dari orang lain — itulah yang membuat Allah murka. Sebab kesombongan adalah sifat yang hanya layak bagi Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi.”
(HR. Muslim, no. 91)

Tiga golongan ini menjadi cerminan sifat yang sering kali muncul dalam kehidupan kita tanpa disadari — riya, dusta, dan sombong.

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu menjaga keikhlasan, kejujuran, dan kerendahan hati. Karena di akhirat nanti, yang Allah pandang bukan rupa dan harta, tapi hati yang bersih dan amal yang ikhlas.