Sidratul Muntaha adalah salah satu istilah penting dalam Islam yang sering dibahas dalam konteks peristiwa Isra Mikraj. Dalam Al-Qur’an, istilah ini disebutkan di Surah An-Najm ayat 13-16, yang menggambarkan pengalaman spiritual Nabi Muhammad SAW ketika diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dan kemudian naik ke langit.
Pengertian Sidratul Muntaha
Mengenai itu , secara harfiah Sidratul Muntaha adalah pohon lotus atau bidara yang berada di padang pasir dan sudah ada sejak zaman Mesir kuno.
Pohon lotus tersebut dianggap sebagai lambang kebijakan atau wisdom. Dilansir dari laman NU, para ahli tafsir mengartikan bahwa Sidratul Al-Muntaha adalah lambang kebijakan tertinggi dan terakhir yang dapat dicapai oleh seorang manusia pilihan.
Dengan demikian, jika Nabi Muhammad Saw telah sampai ke Sidrat Al-Muntaha, maka Nabi Saw telah mencapai kebijakan (kebajikan) atau ‘wisdom’ yang paling tinggi yang pernah dikaruniakan Allah Swt kepada hamba atau makhluk-Nya.
Tentang Sidratul Muntaha dalam Isra Miraj
Perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa disebut sebagai Isra, sedangkan perjalanan dari Masjidil Aqsa naik ke Sidratul Muntaha disebut Miraj.
Dalam perjalanan tersebut, Rasulullah Saw ditemani bersama seorang malaikat utusan Allah Swt yakni Malaikat Jibril.
Dikisahkan dalam Kitab al-Isra’ wa al-Mi’raj karya Ibnu Hajar As-Asqalani dan Imam as-Suyuthi dengan bersandar hadis yang dikeluarkan Imam Muslim dari Hamad ibn Salamah, dari Tsabit al-Banani dan dari Anas ibn Malik RA, ketika sampai di langit ketujuh Rasulullah Saw dan Malaikat Jibril menuju ke Sidratul Muntaha.
Di Sidratul Muntaha Nabi Muhammad Saw mendapatkan perintah sholat dari Allah Swt yang semula lima puluh kali menjadi lima kali dalam sehari semalam.
Keberadaan Sidratul Muntaha telah disebutkan dalam Al Quran, sebagaimana Allah Swt berfirman,
وَلَقَدْ رَاٰهُ نَزْلَةً اُخْرٰىۙ ١٣ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهٰى ١٤ عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوٰىۗ ١٥ اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ ١٦ مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى ١٧
Artinya: “Sungguh, dia (Nabi Muhammad) benar-benar telah melihatnya (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu ketika) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya. Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak menyimpang dan tidak melampaui (apa yang dilihatnya).” (QS An Najm: 13-15)
Sidratul Muntaha adalah tempat yang paling tinggi di atas langit ketujuh yang telah dikunjungi Nabi SAW dan di dekat situ terdapat surga. Rasulullah Saw memberitahukan tentang pohon dengan sesuatu yang pernah dilihatnya.
“Kemudian, aku diangkat ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba, aku menemukan bukitnya seperti punuk unta yang paling baik dan daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata, ‘Ini Sidratul Muntaha yang mempunyai empat sungai, dua di antaranya tersembunyi dan dua lagi adalah nyata.’ Maka aku bertanya, ‘Apakah itu, wahai Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Dua yang tersembunyi adalah sungai di surga, sedangkan yang tampak adalah Nil dan Eufrat.'” (HR Bukhari dan Muslim)
Demikian penjelasan dalam Islam yang telah banyak diterangkan Al Quran, serta menjadi satu-satunya tempat istimewa yang pernah dikunjungi Rasulullah Saw saat mendapat wahyu dari Allah Swt.