Pernah nggak kamu baca Al-Qur’an, terus nyadar kalau Surat At-Taubah beda sendiri—nggak diawali dengan Bismillahirrahmanirrahim kayak surat-surat lainnya? Buat sebagian orang, ini mungkin terasa janggal, apalagi kalau belum tahu latar belakangnya. Tapi tenang, ada penjelasan yang masuk akal dan sarat makna di balik hal ini.
Pertama, kita perlu tahu bahwa Surat At-Taubah, yang juga dikenal sebagai Surat Bara’ah (yang artinya “berlepas diri”), memang punya nuansa yang beda. Surat ini diturunkan saat kondisi umat Islam sedang tegang, yaitu pasca banyaknya pelanggaran perjanjian damai oleh kaum musyrik. Maka, isi surat ini pun sangat tegas, bahkan langsung “to the point” membatalkan perjanjian. Karena itu, surat ini tidak diawali dengan kalimat basmalah yang berarti kasih sayang dan kedamaian.
Menariknya, dalam tradisi Arab saat itu, kalau mau memutuskan hubungan atau perjanjian dengan pihak lain, surat yang dikirim sengaja tidak menyertakan basmalah. Jadi, ketika Rasulullah SAW ingin menyampaikan keputusan pemutusan perjanjian ini kepada kaum musyrik, beliau meminta Sayyidina Ali untuk membacakannya tanpa diawali dengan basmalah—mengikuti tradisi setempat yang menunjukkan sikap tegas, bukan damai.
Bahkan dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Majah, Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:
“Karena sungguh kalimat itu (basmalah) menunjukkan keamanan. Sedangkan surah Bara’ah diturunkan dengan pedang (dalam keadaan perang), janji-janji dilepaskan, serta di dalamnya tidak ada keamanan.”
(HR. Ibnu Majah)
Di sisi lain, saat Al-Qur’an mulai dibukukan secara resmi oleh Khalifah Utsman bin Affan, para sahabat juga menghadapi dilema: apakah At-Taubah ini satu surat baru, atau sambungan dari surat sebelumnya (Al-Anfal)? Karena keduanya punya tema yang mirip. Tapi karena Rasulullah SAW tidak memerintahkan secara jelas untuk menambahkan basmalah di antaranya, akhirnya mushaf-mushaf yang disusun pun tidak menyertakan basmalah di awal Surat At-Taubah. Dan keputusan itu diikuti oleh generasi setelahnya.
Jadi, nggak ada basmalah di Surat At-Taubah itu bukan tanpa alasan. Justru, ini menunjukkan keseriusan isi surat tersebut dan menghormati ketetapan Rasul serta tradisi yang berlaku saat itu. Dari sini, kita juga bisa belajar bahwa setiap detail dalam Al-Qur’an punya makna mendalam, bahkan dari hal yang kelihatannya “hilang”.
Gimana #kawanaksi sudah paham?