Penyaluran Zakat di Bulan Ramadan: Momentum Pembersihan Harta dan Jiwa

Ramadan tidak hanya dikenal sebagai bulan suci yang sarat ibadah, tetapi juga sebagai masa untuk memperbanyak amal sosial. Salah satu ibadah sosial yang sangat dianjurkan adalah zakat. Bagi umat Islam, zakat bukan sekadar kewajiban, melainkan juga bentuk kepedulian nyata terhadap sesama manusia. Di tengah keheningan sahur dan kekhusyukan salat tarawih, penyaluran zakat menjadi gema kebaikan yang menggugah dan menggerakkan.

Pada tanggal 23 Maret 2025, gema kebaikan itu benar-benar terasa nyata. Program penyaluran zakat resmi dimulai dan menyapa berbagai daerah di Indonesia. Dari barat hingga timur, bantuan itu menjelma menjadi senyum di wajah-wajah yang selama ini mungkin tersembunyi di balik tantangan hidup. Lokasi penyaluran tersebar di enam kabupaten yang memiliki keragaman geografis dan tantangan sosial masing-masing, yaitu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Kuningan di Jawa Barat; Kabupaten Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat; Kabupaten Manggarai di Nusa Tenggara Timur; serta Kabupaten Konawe Selatan di Sulawesi Tenggara.

Setiap daerah menyambut program ini dengan antusiasme yang luar biasa. Masyarakat yang menjadi penerima manfaat, atau biasa disebut mustahik, berkumpul di lokasi penyaluran dengan harapan yang tergambar jelas di mata mereka. Suasana hangat tercipta ketika acara dibuka dengan doa bersama, menjadi pengingat bahwa setiap rezeki datangnya dari Sang Pemberi. Setelah itu, proses penyaluran dilakukan dengan rapi dan terstruktur. Panitia yang bertugas mencatat setiap penerima, memastikan bahwa distribusi beras zakat berjalan adil dan tertib.

Program ini berlangsung selama satu pekan penuh, memberikan waktu yang cukup untuk menjangkau wilayah-wilayah yang letaknya terpencil dan sulit diakses. Zakat yang disalurkan berupa beras sebanyak 5 kg per orang. Sebanyak 125 paket beras disiapkan, yang berarti ada 125 penerima manfaat yang mendapatkan bantuan langsung melalui program ini. Meski sederhana, namun bantuan ini sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan, terutama dalam menghadapi kebutuhan pokok selama bulan puasa.

Rasulullah ﷺ sendiri telah menegaskan pentingnya zakat dalam kehidupan umat Islam. Dalam sebuah hadis beliau bersabda:
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Zakat bukan hanya instrumen sosial, tetapi juga media untuk mensucikan jiwa dan membersihkan harta dari hak orang lain. Maka, setiap kali kita memberikan zakat, sejatinya kita sedang membersihkan diri dari rasa egois dan mengasah kepekaan sosial.

Apa yang dilakukan dalam kegiatan ini bukan hanya distribusi barang, melainkan peneguhan makna zakat itu sendiri. Ia hadir sebagai sarana membangun silaturahmi antara yang memberi dan menerima, antara mereka yang berada dalam kelapangan rezeki dan mereka yang sedang dalam kesulitan. Di akhir acara, panitia menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya berbagi dan menjaga ikatan sosial. Sebuah pengingat yang dalam tentang bahwa hidup bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan.

Lebih dari sekadar formalitas atau rutinitas tahunan, penyaluran zakat kali ini membuktikan bahwa semangat Ramadan bisa menjelma menjadi aksi nyata yang menyentuh hati. Ia bukan hanya ibadah yang dilaksanakan, tetapi juga kehangatan yang dibagikan. Di tengah dunia yang kerap diwarnai ketimpangan, program ini hadir sebagai harapan, sebagai jembatan antara kenyataan dan cita-cita tentang keadilan sosial.

Kita mungkin tidak bisa mengubah dunia dalam sekejap, tetapi dengan zakat, kita telah memulai langkah-langkah kecil yang berarti. Dari butiran beras yang dibagikan, dari doa-doa yang diucapkan, hingga kehangatan yang mengalir dalam pelukan silaturahmi, semuanya menjadi bagian dari kebaikan yang abadi. Karena sesungguhnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi, “Sedekah tidak mengurangi harta, namun akan menambah dan menyucikannya.” (HR. Muslim)

Melalui penyaluran zakat ini, kita diajak untuk kembali memahami esensi Ramadan: bukan hanya menahan lapar, tapi juga membagi rezeki; bukan hanya ibadah individual, tapi juga tanggung jawab sosial. Dan semoga, setiap zakat yang disalurkan, menjadi saksi amal kita kelak di hadapan Allah Swt.