Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa, baik disadari maupun tidak. Namun kasih sayang Allah SWT begitu luas, hingga Dia memberikan banyak jalan bagi hamba-Nya untuk menghapus dosa, bahkan lewat amalan yang tampak sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Islam sebagai agama yang penuh rahmat, mengajarkan bahwa tidak semua pengampunan datang hanya melalui tobat besar, tetapi juga melalui amal kecil yang rutin dan ikhlas.
Salah satu amalan ringan yang besar pahalanya adalah wudhu. Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah seorang Muslim berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu shalat dua rakaat dengan khusyuk hati dan pikiran, kecuali diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Muslim). Bahkan tetesan air wudhu yang jatuh dari wajah, tangan, dan kaki diyakini menggugurkan dosa-dosa kecil dari anggota tubuh yang dibasuh. Maka dari itu, memperhatikan wudhu dan menyempurnakannya adalah langkah sederhana menuju pengampunan.
Selain itu, kesabaran saat menghadapi musibah pun bernilai tinggi di sisi Allah. Dalam hadis shahih disebutkan, “Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu kelelahan, penyakit, kegundahan, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya” (HR. Bukhari dan Muslim). Musibah dalam hidup sering kali tidak kita minta, namun jika kita sabar dan ikhlas menerimanya, Allah jadikan itu sebagai jalan penghapus dosa.
Amalan ketiga yang sering tak disadari adalah berjalan menuju masjid. Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan, setiap langkah seseorang menuju masjid akan menghapus dosa dan meninggikan derajatnya. Ini menunjukkan bahwa niat yang benar, dikombinasikan dengan langkah fisik yang nyata dalam rangka ibadah, memiliki bobot spiritual yang besar. Bahkan kegiatan harian seperti pergi ke masjid bisa menjadi ladang ampunan.
Selain itu, menahan marah adalah amalan berat yang berpahala besar. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk di hari kiamat dan memberinya pilihan bidadari yang dia sukai” (HR. Abu Dawud). Marah adalah hal yang manusiawi, namun jika dikendalikan demi ridha Allah, maka itu menjadi amal luar biasa yang menghapus kesalahan.
Yang terakhir adalah memperbanyak istighfar. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Rasulullah sendiri, meskipun maksum (terjaga dari dosa), masih sering beristighfar lebih dari 70 kali sehari. Dalam salah satu hadis disebutkan, “Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesedihan…” (HR. Ahmad). Istighfar bukan hanya bentuk pengakuan dosa, tapi juga bentuk ketundukan dan harapan kepada ampunan Allah.