Isra Miraj terdiri dari dua bagian perjalanan Nabi Muhammad SAW. Isra adalah perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Sementara itu, Miraj adalah perjalanan Nabi dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha di langit ketujuh.
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١
Artinya: Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
7 Peristiwa yang Terjadi pada saat Isra Miraj
Merangkum buku Meneladani Rasulullah melalui Sejarah karya Sri Januari Rahayu, berikut ini beberapa peristiwa penting yang terjadi saat Isra Mi’raj:
1. Dibelahnya Dada Rasulullah
Menurut sebuah riwayat, pada malam sebelum terjadinya Isra Miraj, Rasulullah didatangi Malaikat Jibril untuk membersihkan jantungnya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah dibelah dadanya dari bawah leher hingga atas pusar, kemudian Malaikat Jibril mengambil jantungnya dan mencucinya menggunakan air zamzam yang di tempatkan pada tempayan yang terbuat dari emas dan berisi keimanan.
Pembelahan dada Rasulullah oleh Malaikat Jibril terjadi tiga kali selama hidupnya. Yaitu saat masih kecil, sesaat sebelum diutus menjadi rasul, dan sebelum melakukan Isra Mi’raj.
2. Menaiki Buraq dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
Setelah pencucian jantung Rasulullah, berangkatlah beliau ke Masjidil Aqsa bersama Malaikat Jibril menaiki buraq. Buraq adalah sejenis hewan berwarna putih yang memiliki sayap di kedua pahanya, ukuran tubuhnya lebih besar dari keledai namun lebih kecil dari kuda.
Tsa’labi meriwayatkan karakteristik buraq yang dinukil dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata,
“Dia (buraq) memiliki pipi seperti pipi manusia, tubuhnya seperti tubuh kuda, kaki-kakinya seperti kaki unta, kuku serta ekornya seperti kuku dan ekor sapi betina, dan dadanya seperti sebongkah batu mulia berwarna merah,”
Saat Rasulullah ingin menaikinya, tiba-tiba buraq menolak untuk dinaiki Rasulullah. Melihat hal tersebut, Malaikat Jibril berkata, “Apakah kau akan melakukan demikian bagi Muhammad? Tidak seorang pun yang pernah menunggangimu lebih mulia dari Muhammad.”
Setelah mendengar perkataan Malaikat Jibril, buraq akhirnya bersedia ditunggangi oleh Rasulullah. Buraq memiliki kecepatan yang luar biasa, kakinya akan sampai pada pandangan mata terjauh.
3. Dikejar Jin Ifrit
Rasulullah sempat dikejar Jin Ifrit yang membawa sebuah api yang menyala di tangannya. Setiap Rasulullah menoleh, selalu terlihat Jin Ifrit tersebut.
Kemudian, Malaikat Jibril menawarkan untuk mengajarkan sebuah doa kepada Rasulullah, “Maukah jika aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang jika engkau membacanya, maka ia akan jatuh tersungkur dan obornya akan mati?” (HR. Malik, an-Nasa’i, ath-Thabrani, dan yang lain).
Menukil dari NU Online, berikut adalah doa yang diajarkan Malaikat Jibril,
أَعُوذُ بِوَجْهِ اللَّهِ الْكَرِيمِ، وَبِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا. وَمِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الْأَرْضِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا، وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ طَوَارِقِ اللَّيْلِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طَارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ.
A’ûdzu biwajhillâhil karîm, wabikalimâtillâhit-tâmmâtil-latî lâ yujâwizuhunnâ barrun wa fâjirun, min syarri mâ yanzilu minas-samâ’i, wa min syarri ma ya’ruju fîhâ, wa min syarri mâ dzara’a fil-ardhi, wamin syarri ma yakhruju minhâ, wa min syarri fitanil-laili wan-nahâri, wamin syarri thawâriqil-laili, wamin syarri kulli thârinin illâ thâriqan yathruqu bi khairin, yâ rahmân.
Artinya: Aku berlindung dengan dzat Allah yang maha mulia, dengan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna, yang tidak ada orang baik dan juga orang durhaka yang melampuainya, dari keburukan yang turun dari langit dan keburukan apa pun yang naik ke langit; dari keburukan apa saja yang masuk ke bumi dan keburukan apa saja yang keluar dari bumi; dari keburukan fitnah-fitnah siang dan malam; dari keburukan petaka-petaka malam; dari keburukan setiap petaka yang datang, kecuali petaka yang datang membawa kebaikan, wahai Zat yang maha penyayang.
4. Salat Bersama para Nabi di Masjidil Aqsa
Setibanya di Masjidil Aqsa, Rasulullah mengikat buraq di pintu Masjidil Aqsa. Beliau masuk kemudian melakukan salat dua rakaat dan diriwayatkan saat salat di Masjidil Aqsa, Rasulullah menjadi imam bagi para nabi sebelumnya.
Dari Kitab Al-Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, mulanya Nabi dan Malaikat Jibril masing-masing mendirikan salat dua rakaat. Namun, setelah selesai, tiba-tiba masjid dipenuhi dengan kumpulan manusia. Mereka adalah para nabi yang diutus Allah.
Azan dan ikamah pun dikumandangkan. Semua orang langsung berdiri dalam saf-saf. Malaikat Jibril kemudian menyuruh Rasulullah untuk maju sebagai imam salat. Peristiwa Isra Miraj menjadi momen Nabi SAW mengimami seluruh nabi utusan Allah.
5. Naik hingga Tujuh Lapisan Langit dan Bertemu Beberapa Nabi
Saat Mi’raj, Malaikat Jibril membawa Rasulullah dari lapisan pertama langit hingga lapisan ketujuh langit. Di tiap lapisan itu pula, Rasulullah bertemu dengan beberapa nabi terdahulu yang diutus oleh Allah SWT.
- Langit Pertama: Nabi Adam AS
- Langit Kedua: Nabi Isa dan Yahya AS
- Langit Ketiga: Nabi Yusuf AS
- Langit Keempat: Nabi Idris AS
- Langit Kelima: Nabi Harun AS
- Langit Keenam: Nabi Musa AS
- Langit Ketujuh: Nabi Ibrahim AS
6. Melihat Surga dan Neraka
Rasulullah sempat diajak Malaikat Jibril untuk melihat surga dan neraka. Rasulullah meriwayatkan, dalam surga, beliau melihat kubah yang terbuat dari mutiara. Beliau juga melihat empat sungai yang satu sungai berisi air tawar, satu sungai lagi berisi susu, kemudian sungai yang berisi khamr, serta sungai yang berisi madu. Sungai-sungai tersebut mengalir tanpa adanya lubang di tanah, tetapi mengalir di atas tanah.
Sedangkan saat berada di neraka, Rasulullah melihat kengerian di dalamnya. Beliau melihat malaikat penjaga neraka yang sama sekali tak pernah tersenyum. Beliau juga menyaksikan beberapa golongan orang yang disiksa dalam negara, mulai dara para pemakan riba, pemakan harta anak yatim, hingga pezina.
7. Menerima Perintah Salat Lima Waktu
Puncak dari peristiwa Isra Mi’raj adalah turunnya perintah salat lima waktu yang wajib dikerjakan oleh seluruh umat Islam. Awalnya, Allah memerintahkan Rasulullah dan kaumnya untuk melaksanakan salat 50 waktu, namun Nabi Musa AS menyuruh Rasulullah SAW kembali menghadap Allah SWT untuk meminta keringanan.
Rasulullah pun kembali dan memohon keringanan. Jumlahnya pun berkurang dari awalnya 50 menjadi 40, kemudian 30, dan seterusnya hingga menjadi lima waktu dalam sehari saja.