Berapa Hari Perjalanan Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha?

Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha adalah salah satu peristiwa paling agung dalam sejarah Islam. Peristiwa ini dikenal dengan nama Isra Mikraj, yang terjadi pada malam 27 Rajab. Isra Mikraj adalah perjalanan spiritual yang membawa Nabi dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh untuk menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT. Namun, banyak yang bertanya, berapa hari sebenarnya perjalanan ini berlangsung?

Waktu Perjalanan Isra Mi’raj

Dalam buku Isra’ Mi’raj dan Permulaan Masuk Islamnya Kaum Anshar karya Muhammad Ridha, dijelaskan bahwa istilah Isra’ merujuk pada perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Yerusalem. Sementara itu, Mi’raj adalah lanjutan perjalanan beliau dari Baitul Maqdis hingga mencapai Sidratul Muntaha di langit ketujuh.

Menariknya, seluruh perjalanan yang penuh keajaiban ini, mulai dari Masjidil Haram, Baitul Maqdis, hingga mencapai Sidratul Muntaha, hanya memakan waktu dalam satu malam. Perjalanan ini merupakan bukti nyata kekuasaan Allah SWT dan menjadi salah satu mukjizat besar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW menerima pengalaman spiritual yang mendalam. Pada momen ini, beliau bercakap langsung dengan Allah SWT yang menjadi puncak perjalanan agung ini.

Salah satu hasil penting dari peristiwa ini adalah diterimanya perintah salat, yang merupakan kewajiban utama bagi setiap umat Islam. Awalnya, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk melaksanakan salat sebanyak 50 waktu dalam sehari semalam.

Namun, melalui dialog dengan Nabi Musa AS, Rasulullah SAW memohon keringanan kepada Allah SWT karena menyadari keterbatasan umatnya. Akhirnya, perintah salat diringankan menjadi 5 waktu sehari semalam.

Keputusan ini menunjukkan kasih sayang Allah SWT terhadap kita sebagai umat manusia, sekaligus pentingnya salat sebagai ibadah utama yang harus dijalankan setiap Muslim. Salat menjadi wujud penghambaan dan kedekatan umat kepada Sang Pencipta.

Peristiwa Isra Mi’raj tidak hanya memberikan kita kewajiban salat, tetapi juga menjadi pengingat akan kebesaran Allah SWT dan keistimewaan Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Islam, peristiwa ini mengajarkan pentingnya ketaatan, penghambaan, dan menjalankan perintah Allah SWT dengan penuh keikhlasan.