Gambaran Sifat Orang Munafik Dari Surat Al Munafiqun Ayat 4

Surat Al Munafiqun ayat 4 membahas tentang orang munafik. Sebagaimana diketahui, munafik adalah sifat yang dibenci Allah SWT dan rasul-Nya. Al Munafiqun sendiri merupakan surat ke-63 yang terdiri dari 11 ayat. Surat ini diturunkan di Madinah sehingga tergolong surat Madaniyah.

۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ كَاَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌۗ يَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْۗ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُۖ اَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ ۝٤

Artinya: Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya (dengan saksama karena kefasihannya). Mereka bagaikan (seonggok) kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan (kutukan) ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?

Tafsir Surat Al Munafiqun Ayat 4

Menurut Tafsir Kementerian Agama (Kemenag RI), surat Al Munafiqun ayat 4 menerangkan tentang orang munafik. Mereka memiliki tubuh yang tegap, kemampuan bicara yang tak diragukan serta pribadi yang mengasyikkan.

Bahkan, banyak yang senang ketika mendengar orang munafik berbicara karena tutur bahasanya yang baik dan tidak membosankan. Melalui surat Al Munafiqun ayat 4, mereka ini diibaratkan sebagai kayu yang tersandar yakni benda yang berbentuk namun tanpa nyawa.

Perumpamaan tersebut biasa digunakan bagi orang yang terlihat bagus di luar tetapi amal perbuatannya buruk.

“Lahiriahnya elok, tetapi hatinya busuk, tidak ubahnya dengan kayu yang di dalamnya kosong melompong, kelihatannya indah, tetapi tidak dapat digunakan, tidak dapat diharapkan daripadanya hal yang baik dan bermanfaat,” bunyi tafsir Kemenag RI pada surat Al Munafiqun ayat 4.

Sementara itu dalam Tafsir Al-Azhar oleh Buya Hamka, ungkapan fisik pada surat Al Munafiqun ayat 4 merujuk pada tubuh-tubuh pemuka kaum munafik kala itu, yaitu Abdullah bin Ubay, Mughits bin Qais dan Jadd bin Qais. Mereka memiliki fisik yang gagah, cakap dan bagus sehingga membuat orang kagum.

Orang-orang munafik ini pandai berbicara seperti Abdullah bin Ubay. Bahkan, Rasulullah SAW terpesona dengan kemampuannya menyusun kata.

“Tetapi hanya percakapan itu saja yang bagus susunannya. Adapun pelaksanaannya tidak ada. Perkataannya yang bagus itu tidak sesuai dengan kenyataan.” tulis Buya Hamka menafsirkan surat Al Munafiqun ayat 4.

Perumpamaan mengenai kayu-kayu yang tersandar itu juga dimaknai sebagai mereka yang badannya gagah, tegap dan mengagumkan kemampuan bicaranya namun tidak digunakan pada hal yang bermanfaat. Selain itu, orang munafik gemar memasang telinga, cemas, dan takut kalau mereka yang akan dibicarakan oleh orang lain.