Rabo Wekasan : makna dan Amalan Yang Dianjurkan

Rabu Wekasan dipercaya sebagai hari paling sial sepanjang tahun. Sebenarnya apa itu Rabu Wekasan? Rabu Wekasan adalah salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini. Dipercaya sebagai hari terakhir di bulan Safar menurut kalender Hijriyah, Rabu Wekasan sering dianggap sebagai hari yang penuh dengan cobaan dan musibah. Artikel ini akan membahas sejarah, makna, serta Amalan

Sejarah dan Asal Usul Rabu Wekasan

Tradisi Rabu Wekasan berasal dari keyakinan masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Kata “wekasan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “terakhir” atau “penutupan.” Hari Rabu terakhir di bulan Safar dianggap sebagai hari yang tidak baik atau penuh musibah. Oleh karena itu, masyarakat melakukan berbagai ritual untuk menolak bala dan memohon keselamatan.

Menurut sejarah, tradisi ini berkembang di kalangan masyarakat Jawa sebagai bentuk adaptasi dari ajaran Islam yang bercampur dengan kepercayaan lokal. Seiring waktu, Rabu Wekasan menjadi bagian dari budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

Makna Rabu Wekasan

Apa itu Rabu Wekasan? Dilansir situs Desa Suci Kabupaten Gresik, Rebo artinya nama hari dalam bahasa Jawa, yaitu Rabu dalam bahasa Indonesia, sedangkan Wekasan adalah bahasa Jawa yang artinya pungkasan atau akhir.

Jadi, Rabu Wekasan secara bahasa adalah hari Rabu Terakhir.

Namun, sebagai sebuah istilah tradisi, Rabu Wekasan adalah tradisi budaya yang diadakan di hari Rabu Terakhir dari Bulan Safar, yaitu bulan kedua dari 12 bulan penanggalan Hijriyah.

Rebo Wekasan dianggap sebagai hari datangnya sumber penyakit dan marabahaya. Rata-rata, upacara yang dilaksanakan pada Rabu Wekasan adalah bersifat tolak bala. Tradisi ini merupakan perpaduan nilai-nilai agama Islam dengan tradisi Jawa.

Amalan Rebo Wekasan Menurut Islam

Terdapat tiga amalan utama yang bisa dilakukan umat Islam saat Rebo Wekasan. Berikut ketiga amalan tersebut.

1. Salat Rebo Wekasan

Salat Rebo Wekasan dikenal juga sebagai salat awwabin.

Salat ini dikerjakan sebanyak empat rakaat. Bertujuan untuk memohon perlindungan dari bala dan bencana.

Mengutip dari NU Online, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari berpendapat bahwa salat Rebo Wekasan adalah haram karena tidak memiliki dasar dalam syariat Islam.

Di sisi lain, Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki dalam bukunya Kanz al-Najah wa al-Surur, berargumen bahwa salat Rebo Wekasan bisa dilakukan asalkan niatnya bukan untuk Rebo Wekasan, tetapi sebagai salat sunah mutlak.

Berikut tata cara salat sunah mutlak dua rakaat:

Niat
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla.

Artinya: “Saya niat salat sunah dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Bacaan setelah Al-Fatihah:
Surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali
Surat Al-Ikhlas sebanyak 5 kali.
Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas

Masing-masing satu kali untuk setiap rakaat

1. Jalankan salat dua rakaat sebagaimana biasanya.
2. Setelah memberi salam, lanjutkan dengan membaca doa.
3. Salat sunah mutlak dua rakaat ini dianjurkan untuk dikerjakan dua kali.

2. Membaca Doa

Berikut doa yang biasanya dibacakan saat Rebo Wekasan dan dipercaya dapat menolak bala:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ الخَيْرِ وَأَبْوَابَ البَرَكَةِ وَأَبْوَابَ النِّعْمَةِ وَأَبْوَابَ الرِّزْقِ وَأَبْوَابَ القُوَّةِ وَأَبْوَابَ الصِّحَّةِ وَأَبْوَابَ السَّلَامَةِ وَأَبْوَابَ العَافِيَةِ وَأَبْوَابَ الجَنَّةِ اللَّهُمَّ عَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَاءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَاصْرِفْ عَنَّا بِحَقِّ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَبِيِّكَ الكَرِيْمِ شَرَّ الدُّنْيَا وَعَذَابَ الآخِرَةِ،غَفَرَ اللهُ لَنَا وَلَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ

Allahummaftah lana abwabal khair, wa abwabal barakah, wa abwaban ni‘mah, wa abwabar rizqi, wa abwabal quwwah, wa abwabas shihhah, wa abwabas salamah, wa abwabal ‘afiyah, wa abwabal jannah.

Allahumma ‘afina min kulli bala’id dunya wa ‘adzabil akhirah, washrif ‘anna bi haqqil Qur’anil ‘azhim wa nabiyyikal karim syarrad dunya wa ‘adzabal akhirah.

Ghafarallahu lana wa lahum bi rahmatika ya arhamar rahimin. Subhana rabbika rabbil ‘izzati ‘an ma yashifun, wa salamun ‘alal mursalin, walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

3. Sedekah
Saat Rebo Wekasan, juga bisa melakukan sedekah atau bisa juga menggelar hajatan agar terhindar dari bahaya.

Pemberian sedekah pada hari ini dipercaya akan mendatangkan keberkahan dan kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.

Ini didasarkan pada ajaran Islam tentang pentingnya sedekah sebagai bentuk ibadah dan juga sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Meski demikian, perlu diingat bahwa sedekah bisa diberikan kapan saja, tidak perlu menunggu Rebo Wekasan. Tujuannya juga seharusnya adalah untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.

Rabu Wekasan adalah tradisi yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial. Meskipun berasal dari kepercayaan lokal, perayaan ini dapat dijalankan dengan bijak sesuai dengan ajaran agama Islam. Bagi masyarakat yang merayakannya, Rabu Wekasan bukan hanya sekedar tradisi, tetapi juga sebuah cara untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.