Ramadan: Panduan Dasar untuk Menjalankan Puasa dan Memperdalam Ilmu Agama

Dalam syariat islam, menjalankan ibadah puasa merupakan hal yang didasarkan pensyariatannya melalui sumber-sumber utama yakni, Al-Quran Al-Kariem, As-Sunnah An-Nabawiyah dan juga Ijma’ (konsensus) seluruh ulama.

Sebelum puasa Ramadan diwajibkan, Rasulullah dan para sahabatnya telah mendapatkan sebuah perintah untuk mengerjakan puasa.

“Rasulullah SAW berpuasa tiga hari pada setiap bulannya dan beliau berpuasa di hari Asyura.” (HR. Abu Daud).

Kemudian sebuah ayat turun yang memerintahkan Rasulullah untuk mengerjakan puasa di bulan Ramadan, “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu bertakwa.”(Al-Baqarah :183).

Sehingga semua puasa yang sudah ada sebelumnya tidak lagi diwajibkan, namun kedudukannya sunnah.

Kewajiban puasa bulan Ramadan dimulai pada tanggal 10 Sya‘ban di tahun kedua setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Kira-kira waktunya setelah diturunkannya perintah penggantian kiblat dari masjidil Al-Aqsha ke Masjid Al-Haram.

Semenjak itulah Rasulullah menjalankan puasa Ramadan sebanyak sembilan kali (9 tahun) sampai akhir hayatnya.

An-Nawawi (w. 676 H) menuliskan dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab sebagai berikut: “Rasulullah SAW berpuasa Ramadan selama 9 tahun. Sebab puasa Ramadan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijriyah, lalu beliau SAW wafat bulan Rabi’ul Awwal tahun kesebelas hijriyah. (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 6 hal. 250).

Al-Quran Al-Kariem

Dasar dari ayat Al-Quran adalah:

“Wahai orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaiman telah diwajibkan kepada umat sebelummu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah : 183)

Dan juga ayat berikut:

“Siapa diantara kalian yang menyaksikan bulan (Ramadan), maka berpuasalah.” (QS. Al-Baqarah : 185)

As-Sunnah

Dari Thalhah bin Ubaidillah ra bahwa seseorang datang kepada Nabi SAW dan bertanya,”Ya Rasulullah SAW , katakan padaku apa yang Allahwajibkan kepadaku tentang puasa ?” Beliau menjawab,”Puasa Ramadan”. “Apakah ada lagi selain itu ?”. Beliau menjawab, “Tidak, kecuali puasa sunnah”.(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut menegaskan bahwa puasa yang hukumnya wajib itu hanya puasa di bulan Ramadan. Tapi tahu tidak ada puasa lain yang hukumnya wajib selain Ramadan. Contohnya puasa Qadha’ dan puasa denda (kaffarah).

Al-Ijma’

Berikut ini dalil-dalil yang membuat kesepakatan ijma’ bahwa puasa adalah kewajiban:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa … (QS. Al-Baqarah: 185).

“Islam berasaskan lima perkara, yaitu bersaksi tidak ada dzat yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa dibulan Ramadan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Itulah dua alasan yang menjadi dasar terbentuknya ijma’ terhadap kewajiban melakukan puasa bagi orang Islam.