Sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, masyarakat Indonesia memiliki peran penting dalam menyikapi berbagai konflik kemanusiaan global. Ketika dunia menghadapi perang, penjajahan, dan krisis pengungsi seperti yang terjadi di Palestina, Suriah, Yaman, hingga Sudan, pertanyaan pentingnya adalah: bagaimana seharusnya sikap masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim terhadap konflik negara luar?
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin mengajarkan bahwa penderitaan satu kaum adalah tanggung jawab bersama. Rasulullah ﷺ bersabda, “Perumpamaan kaum Mukmin dalam cinta dan kasih sayang mereka seperti satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjadi pengingat kuat bahwa konflik di negara lain bukanlah hal yang jauh dari kepedulian umat Islam di Indonesia.
Namun dalam merespons konflik global, masyarakat Indonesia perlu bersikap dengan bijak dan penuh tanggung jawab. Alih-alih hanya menyebarkan berita tanpa kepastian, lebih baik kita menyaring informasi, menjaga narasi publik agar tetap damai, dan fokus pada aksi-aksi nyata seperti menggalang bantuan, ikut edukasi publik, dan memperkuat solidaritas sosial. Ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan hikmah dan keteladanan dalam bertindak.
Banyak lembaga kemanusiaan di Indonesia menjadi jembatan antara masyarakat dan saudara-saudara kita yang terdampak konflik di luar negeri. Dengan berdonasi, menyebarkan informasi yang benar, atau ikut dalam aksi damai, masyarakat Indonesia bisa menjadi contoh umat Islam yang peduli dan solutif, bukan reaktif dan emosional. Dukungan kita bukan hanya pada korban, tetapi juga pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan itu sendiri.
Masyarakat Indonesia juga harus tetap menjaga kerukunan di dalam negeri sambil menunjukkan dukungan untuk luar negeri. Jangan sampai empati terhadap negara lain justru menimbulkan konflik atau perpecahan di dalam negeri sendiri. Inilah pentingnya peran umat Muslim Indonesia dalam merespons dengan hati yang penuh empati dan pikiran yang jernih.
Akhirnya, sebagai umat Islam dan warga Indonesia, kita punya kekuatan besar dalam doa, aksi sosial, dan suara kolektif. Mari gunakan itu untuk menyuarakan keadilan, membantu mereka yang tertindas, dan tetap menjaga kedamaian negeri kita sendiri. Karena perubahan global bisa dimulai dari satu niat baik di hati setiap orang yang peduli.