Surat Al-Kautsar menjadi surat terpendek dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri dari tiga ayat. Al-Kautsar berada di juz 30, tepatnya di urutan 108 dalam mushaf Al-Qur’an. Al-Kautsar artinya nikmat yang banyak. Walaupun hanya terdiri atas tiga ayat, surat ini memiliki makna yang sangat luas.
Atas dasar ini surat Al-Kautsar menjadi surat terpendek dalam Al-Qur’an dan dijadikan bagian dari tantangan kepada siapa pun yang meragukan Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT.
Allah SWT memerintahkan siapa pun untuk membuat karangan yang setara dengan surat Al-Qur’an, bahkan yang sependek Al-Kautsar sekalipun.
Tiga kali Allah SWT menyampaikan tantangan tersebut. Pertama pada surat Hûd ayat 13. Di sini Allah SWT menantang orang-orang kafir untuk membuat sepuluh surat yang menyamai Al-Qur’an. Kedua, dalam surat Yûnus ayat 38. Di sini tantangan dipersempit menjadi sebuah surat.
Kemudian yang ketiga pada surat Al-Baqarah ayat 23. Di sini tantangan ditegaskan lagi, silakan membuat satu surat yang setara Al-Qur’an. Siapa pun tidak akan mampu membuat satu surat meskipun sependek Al-Kautsar yang setara nilainya.
Bacaan Surat Al Kautsar
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ (١)
Arab latin: innā a’ṭainākal-kauṡar
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak.”
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ (٢)
Arab latin: fa ṣalli lirabbika wan-ḥar
Artinya: “Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ( ٣)
Arab latin: inna syāni`aka huwal-abtar
Artinya: “Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”
Sebab Turunnya Surat Al-Kautsar
Mengutip Tafsir Fi Zhilalil Quran karya Sayyid Qutb yang diterjemahkan As’ad Yasin dan Abdul Aziz Salim Basyarahil, surat ini mengisahkan tentang orang-orang Quraisy bodoh yang selalu melakukan tipu daya, kejahatan, penghinaan, dan pelecehan terhadap Rasulullah SAW dan dakwah beliau.
Tujuannya adalah untuk menjauhkan masyarakat agar tidak mau mendengarkan kebenaran yang beliau bawa dari sisi Allah SWT. Mereka memaki Nabi Muhammad SAW, sebagai orang yang terputus keturunannya, karena anak-anak beliau yang laki-laki-laki meninggal dunia.
Al-Bazzar meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, “Ka’ab bin al-Asyraf pernah datang ke Makkah.
Lalu kaum Quraisy berkata kepadanya, “Engkau adalah pemuka mereka, tidakkah engkau melihat orang lemah yang terpisah dari kaumnya ini? Dia mengaku lebih baik dari kami sedang kami orang yang ahli di bidang argumentasi, ahli berdebat, dan orang yang suka memberi minum.” Lalu dia berkata, “Kalian lebih baik darinya.”
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari ‘Atha’, saat putra Rasulullah SAW wafat, Abu Lahab pergi kepada orang-orang musyrik seraya berkata, “Tadi malam Muhammad telah terputus.”
Lalu Allah SWT menurunkan ayat berkenaan dengan hal tersebut, dalam surat Al-Kautsar ayat 3,
“Sesungguhnya orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus.”