Dilansir dari NU Jabar, Goa Safarwadi atau Gua Pamijahan merupakan tapak tilas Syekh H Abdul Qadir Djaelani yang menerima ijazah ilmu agama dari sang guru, yaitu Imam Sanusi. Gua Pamijahan terletak di kaki Gunung Mujarod. Nama gunung ini berarti tempat penenangan, diambil dari aktivitas Syekh H Abdul Qadir Djaelani yang kerap mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.
Namun, ada juga yang menyebut Gunung Mujarod dengan sebutan Gunung Mujarob. Artinya, “gunung tempat mencoba” dalam bahasa Arab. Sebelum menemukan gua di kaki gunung tersebut, Syekh H Abdul Qadir Djaelani diketahui pernah mencoba melaksanakan petunjuk dan perintah dari gurunya dengan menanam padi sebagai ciri adanya gua. Syekh H. ‘Abdul Muhyi melakukan beberapa kali percobaan dan berhasil menanam sesuai benih padi yang ditanam di Gua Pamijahan.
Penuturan Dari Salah Satu Sesepuh
KH. Endang Ajidin selaku sesepuh komplek Ziarah Pamijahan menjelaskan keberadaan Gua Safarwadi. Goa ini merupakan tempat Syeikh Abdul Muhyi bersama para muridnya dulu.
Dalam kepercayaan yang diturunkan secara turun temurun, di dalam gua terdapat sejumlah jalan menuju Cirebon, Banten, Surabaya hingga Makkah. Bahkan, terdapat juga batu yang bergambar peci haji sebanyak tujuh buah.
“Di dalam gua itu terdapat ada lubang-lubang yang dikatakan menurut sejarah yang tempatnya di komplek mesjid agung dalam gua. lubang itu ada dikasih nama lubang ke Cirebon, ke Surabaya, ini lubang ke Banten bahkan ada lubang dikatakan ke Makkah. Ada juga batu yang bergambar peci haji sebanyak tujuh buah,” kata KH. Endang Ajidin.
Endang menjelaskan, kisah itu hanya lah bagian dari fragmen hikayat para pendahulu. Viralnya gua Safarwadi yang disebut-sebut memilki jalan menuju Makkah harus ditanggapi dengan bijaksana.
Fungsi Gua Pamijahan saat ini
Usai masa setelah Syekh H. ‘Abdul Muhyi hingga sekarang, Gua Pamijahan memiliki fungsi berbeda dibandingkan masa Syekh H. Abdul Qadir Zaelani. Gua Pamijahan difungsikan sebagai tempat mengenang kembali perjuangan wali-wali (Auliya) yang dengan tulus menyebarluaskan agama Islam. Gua ini juga digunakan sebagai salah satu tempat untuk mendekatkan diri pada Allah.
Sampai saat ini, mata air yang di Gua Pamijahan bisa menghasilkan “air zam-zam Pamijahan” dan dibawa pulang oleh para pengunjung.