Allah melarang manusia berbuat zina karena termasuk dosa yang besar. Bahkan larangan Allah lebih tegas, yakni kita dilarang mendekati zina. Dalam dosa besar zina itu, terdapat tingkatan-tingkatan zina yang paling berat dosanya. Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan zina, tingkatan dosa zina, dan dalil mengenai zina.
Larangan Zina
Salah satu dalil larangan zina yang sering digunakan adalah surat Al-Isra yang pada intinya adalah melarang manusia untuk mendekati zina.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢
Arab latin: wa lâ taqrabuz-zinâ innahû kâna fâḫisyah, wa sâ’a sabîlâ
Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.” (QS Al-Isra: 32)
Tafsir Jalalain menerangkan bahwa ayat di atas lebih tegas daripada sekadar melarang zina. Sebab jika mendekati zina saja tidak boleh, apalagi melakukannya, maka perbuatan ini jelas amat terlarang.
Tingkatan Dosa Zina Terberat
Berdasarkan pelakunya, zina dibedakan menjadi dua, yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah (zina muhsan), dan zina oleh orang yang belum menikah (zina ghairu muhsan).
Berikut beberapa tingkatan dosa perbuatan zina:
1. Berzina dengan Wanita yang Bersuami
Berzina dengan istri orang lain lebih besar dosa dan hukumannya daripada berzina dengan wanita yang belum bersuami.
“Berzina dengan perempuan yang bersuami lebih besar dosanya dan hukumannya daripada berzina dengan perempuan yang tidak bersuami, karena dia menginjak kehormatan suaminya, merusak rumah tangganya, menggantungkan keturunan dengan tidak benar, dan lain-lainnya yang menyakitkan suami,” kata Ibnu Qayyim.
2. Berzina dengan Tetangga
Dosa akan semakin besar jika perempuan yang dizinai adalah tetangganya, karena dia mengkhianati dan melanggar hak-hak bertetangga. Maka perbuatan tersebut adalah kejahatan paling besar.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tidak akan masuk surga bagi orang yang tetangganya tidak aman karena kejahatannya (keburukan perilakunya).” (HR Bukhari)
3. Berzina dengan Istri Tetangga yang Masih Saudara
Selanjutnya, dosa akan semakin berat jika perempuan tersebut bertetangga dan masih bersaudara atau sanak keluarga. Sebab hal ini akan memutus ikatan persaudaraan yang membuat dosanya makin besar.
4. Semakin Berat Jika Suaminya Sedang Ibadah
Dosanya semakin berat lagi jika zina dilakukan saat suami wanita tersebut sedang pergi beribadah, seperti sedang menuntut ilmu, bekerja, berperang di jalan Allah SWT.
Pada hari kiamat, pelaku zina semacam ini akan diadili untuk suami tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Apa kamu mengira ia tidak mengambil semua kebaikan-kebaikanmu? Ia diberi kekuasaan bebas oleh Allah untuk mengambil sesukanya di saat ia sangat membutuhkan walaupun satu kebaikan. Di saat seorang bapak tidak akan meninggalkan satu hak pun untuk anak atau temannya.”
5. Semakin Berat Jika Wanitanya Masih Mahram
Semakin bertambah berat dosanya jika wanita tersebut adalah mahramnya, karena akan memutus silaturahmi. Jika laki-laki yang berzina sudah beristri atau pernah beristri, maka dosanya akan semakin besar lagi.
6. Semakin Berat Jika Pelakunya Sudah Tua
Apabila pelaku zina itu adalah laki-laki yang sudah tua, maka dosanya lebih besar. Bahkan orang tersebut termasuk salah satu dari tiga macam orang yang Allah tidak akan berbicara kepadanya, tidak dibersihkan pada hari kiamat, dan akan mendapatkan azab yang pedih.
7. Semakin Berat Jika Dilakukan di Waktu dan Tempat yang Agung
Terakhir, dosa akan semakin besar jika zina dilakukan pada bulan haram, di Makkah atau Madinah, atau di waktu-waktu yang diagungkan Allah, misalnya saat waktu sholat dan waktu-waktu mustajabnya doa.