Setiap tahun, umat Islam diberi satu hari yang amat istimewa — hari Arafah, tanggal 9 Zulhijjah. Di hari itulah jamaah haji berkumpul di Padang Arafah, berdiri dalam kesungguhan doa dan pengharapan. Bagi mereka yang tidak berhaji, Allah tetap membuka pintu keutamaan lewat ibadah puasa.
Puasa Arafah memiliki keutamaan besar. Rasulullah ﷺ bersabda, puasa ini dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. Hadiah pengampunan dari Allah ini tak banyak ditemukan di hari-hari lain. Dalam kesederhanaan ibadahnya, tersimpan ganjaran luar biasa.
Di sisi lain, puasa juga mendidik jiwa. Ia menjadi latihan sabar, kendali diri, dan penguatan hubungan dengan Allah. Waktu yang tenang di siang hari puasa menjadi ruang untuk merenung, memperbanyak doa, dan memperbaiki niat. Tidak mengherankan jika hari Arafah disebut sebagai hari terbaik untuk memanjatkan doa. Langit terasa lebih dekat, dan harapan yang lama dipendam seakan diberi kesempatan untuk naik tanpa sekat.
Manfaat puasa Arafah juga terasa secara fisik. Berbagai riset kesehatan menunjukkan bahwa berpuasa dapat membantu menurunkan peradangan, menstabilkan gula darah, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Maka puasa ini memberi kebaikan menyeluruh — menyentuh jiwa sekaligus menjaga tubuh.
Di tengah kesibukan kita, sering kali peluang seperti ini terlewat. Padahal, hanya dengan satu hari menahan lapar dan menjaga lisan, kita bisa mendapat pengampunan yang menyentuh dua tahun hidup kita. Sangat sayang jika dilewatkan begitu saja.
Bagi yang sedang sehat dan mampu, mari siapkan diri untuk menyambut hari Arafah. Luangkan waktu untuk berdoa, menenangkan hati, dan memperbaiki hubungan dengan Allah. Siapa tahu, di hari itu, nama kita disebut di langit, dan doa-doa yang lama terta
han akhirnya dikabulkan.
Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk menunaikan puasa Arafah dan menerima semua amal kita dengan rahmat-Nya yang luas.