Gambaran Ketika Manusia di Alam Barzah, Apakah Masih Bisa Melihat Dunia

Alam barzah adalah fase kehidupan setelah kematian dan sebelum hari kebangkitan. Dalam ajaran Islam, alam barzah menjadi tempat bagi ruh manusia setelah meninggal dunia, menunggu hari kiamat. Banyak yang bertanya-tanya, apakah manusia yang berada di alam barzah masih bisa melihat dunia? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita kaji lebih dalam berdasarkan ajaran agama dan pandangan ulama.

Kondisi Manusia saat di Alam Barzah

Dikutip dari buku Menguak Rahasia Kehidupan Setelah Kematian karangan M. Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi, kondisi manusia di alam barzah akan bergantung pada amal dan iman selama hidupnya. Bagi yang saleh, alam kubur menjadi awal kedamaian, sementara bagi yang durhaka, akan menjadi awal penderitaan.

Saat di alam barzah, setiap manusia akan melalui sebuah fase yang tak terelakkan. Saat jenazah dimasukkan ke dalam kubur dan orang-orang yang mengantarnya pulang, dua malaikat kubur, Munkar dan Nakir, akan segera mendatanginya. Mereka akan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang keimanan dan amal perbuatan semasa hidup.

Bagi orang yang beriman dan beramal saleh, mereka akan mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Munkar dan Nakir dengan lancar. Menurut hadits, orang yang dapat menjawab akan diperlihatkan tempatnya di surga, sebagai kabar baik atas amal salehnya selama di dunia. Kuburnya akan menjadi lapang dan penuh cahaya, tidak merasakan pengap atau gelap.

Sebaliknya, orang yang kafir dan munafik akan mengalami siksa yang berat. Mereka akan kesulitan menjawab pertanyaan dari Munkar dan Nakir. Tubuh mereka dipukul dengan palu dari besi hingga mengeluarkan suara jeritan yang mengerikan. Kubur mereka akan menjadi tempat yang sempit dan gelap, penuh dengan ancaman dan siksaan hingga datangnya hari kiamat.

Pertanyaan Malaikat di Alam Barzah

Berdasarkan informasi yang tercantum pada buku Negeri Akhirat: Konsep Eskatologi Nuruddin Ar-Raniri karya Ahmad Taufiq, Malaikat Munkar dan Nakir akan mengajukan enam pertanyaan yang berpusat pada keimanan dan keyakinan almarhum semasa hidupnya. Pertanyaan penting yang diajukan adalah, “Man rabbuka wa man nabiyyuka wa ma dinuka wa ma imamuka wa ma qiblatuka wa man ikhwanuka?” yang berarti,

1. Siapa Tuhanmu?

2. Siapa nabimu?

3. Apa agamamu?

4. Siapa imam yang engkau ikuti?

5. Apa kiblatmu?

6. Siapa saudaramu?

Jawaban seseorang atas pertanyaan tersebut akan menentukan nasibnya di alam barzah. Jika ia menjawab dengan benar, maka ia akan diberi kebahagiaan dan kedamaian. Sebagai contoh, apabila jawaban mayat itu adalah, “Allah rabbiy wa Muhammad nabiyyiy wa Al-Islam diniy wa Al-Quran imami wa Ka’bah qiblati wal Muslimun ikhwan,” maka dia akan diliputi kebahagiaan di dalam kuburnya. Malaikat Munkar dan Nakir akan berkata kepadanya, “Tidurlah engkau seperti tidur mimpi indah.”

Sebaliknya, bagi mereka yang tidak dapat menjawab dengan benar, suasana menjadi berbeda. Kuburnya akan terasa sempit dan gelap, serta ia akan dihantui oleh ketakutan yang mendalam seperti yang dijelaskan diatas. Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir ini menjadi ujian utama yang menentukan keadaan seseorang di alam barzah.

Apakah Manusia di Alam Barzah Bisa Melihat Dunia?

Salah satu pertanyaan besar yang sering muncul adalah apakah orang yang sudah meninggal bisa melihat dunia, atau lebih spesifik lagi, melihat orang-orang yang masih hidup. Dalam beberapa riwayat dan tafsiran ulama, ada berbagai pendapat mengenai hal ini.

1. Ruh yang Dilapangkan dan Dipersempit Dalam beberapa hadits, disebutkan bahwa manusia yang berada di alam barzah mengalami dua kondisi: dilapangkan atau disempitkan. Orang-orang yang beriman dan beramal shalih akan mendapatkan kelapangan dan kebahagiaan di alam barzah. Sebaliknya, orang yang durhaka dan banyak berbuat dosa akan merasakan kesempitan dan siksa.

Sebagian ulama berpendapat bahwa ruh orang yang beriman dapat “melihat” atau mengetahui kondisi dunia, terutama keluarga atau orang-orang yang mereka cintai. Namun, hal ini tidak berarti mereka memiliki penglihatan fisik seperti ketika mereka masih hidup, melainkan lebih kepada pengetahuan yang diberikan oleh Allah SWT.

2. Hadits Tentang Ziarah Kubur Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berziarah ke kubur. Melalui ziarah kubur, kita diingatkan akan kematian dan kehidupan akhirat. Beberapa ulama berpendapat bahwa ketika seseorang menziarahi kubur, ruh dari orang yang telah meninggal dapat merasakan kehadiran para peziarah. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa ruh orang yang berada di alam barzah memiliki kemampuan untuk “merasakan” atau “mengetahui” apa yang terjadi di dunia, setidaknya dalam konteks spiritual.

3. Pandangan Sufistik Dalam pandangan tasawuf, ada keyakinan bahwa hubungan spiritual antara ruh orang yang telah meninggal dan dunia tidak terputus sepenuhnya. Ruh yang berada di alam barzah bisa merasakan doa-doa yang dikirimkan oleh keluarganya atau mendengar bacaan Al-Quran yang dikirimkan untuknya. Meskipun pandangan ini lebih bersifat spiritual dan tidak menekankan pada penglihatan fisik, namun menunjukkan adanya ikatan antara alam barzah dan dunia.