Kapan Waktu yang Tepat Sholat Witir Apakah Sebelum Tidur Atau Sesudah Tidur?

Sholat witir merupakan sholat sunnah yang dikerjakan dengan jumlah rakaat ganjil, minimal satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Dalam beberapa hadis, sholat witir disebut sebagai “penutup” sholat malam, sehingga dianjurkan untuk menjadikannya ibadah akhir sebelum tidur atau sebelum fajar.

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sholat witir. Dalam salah satu hadis, beliau bersabda:

“Jadikanlah witir sebagai penutup sholat malam kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kapan Waktu yang Tepat untuk Sholat Witir?

Sholat witir dapat dilaksanakan kapan saja setelah sholat Isya hingga sebelum masuk waktu subuh. Namun, ada dua waktu pelaksanaan yang sering diperdebatkan, yaitu sebelum tidur atau sesudah tidur. Berikut penjelasan mengenai masing-masing waktu:

1. Sholat Witir Sebelum Tidur

Bagi seseorang yang khawatir tidak bisa bangun di sepertiga malam terakhir, disarankan untuk melaksanakan sholatnya sebelum tidur. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW bagi mereka yang takut tertidur dan tidak bisa melaksanakan sholat malam. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa khawatir tidak bangun di akhir malam, maka hendaklah dia berwitir di awal malam (sebelum tidur). Barang siapa yakin akan bangun di akhir malam, hendaklah dia berwitir di akhir malam, karena sholat di akhir malam disaksikan (oleh malaikat) dan itu lebih utama.” (HR. Muslim)

2. Sholat Witir Sesudah Tidur

Bagi orang yang yakin dapat bangun di sepertiga malam terakhir, sangat dianjurkan untuk menunda sholat witir hingga waktu ini. Sholat di sepertiga malam terakhir dianggap memiliki keutamaan yang lebih besar karena pada waktu ini Allah SWT turun ke langit dunia dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya.

Dalam hadis lain disebutkan:

“Sholat malam paling utama adalah di akhir malam. Jika kamu khawatir tidak bisa bangun, kerjakan witir sebelum tidur.” (HR. Muslim)

Melaksanakan sholat di sepertiga malam terakhir juga merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Untuk tata cara pelaksanaannya ialah dengan bilangan rakaat yang ganjil. Paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Sedangkan waktu pengerjaannya, dalam hal ini ulama bahkan para sahabat berbeda pendapat. Sebagaimana Syekh Zainuddin al-Malibary menyebutkan di dalam kitab Fath al-Mu’in bi Syarh Qurrah al-‘Ain bi Muhimmat al-Din halaman 162:

وقيل: الأولى أن يوتر قبل أن ينام مطلقا ثم يقوم ويتهجد لقول أبي هريرة رضي الله عنه: أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أوتر قبل أن أنام رواه الشيخان. وقد كان أبو بكر رضي عنه يوتر قبل أن ينام ثم يقوم ويتهجد وعمر رضي الله عنه ينام قبل أن يوتر ويقوم ويتهجد ويوتر. فترافعا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: هذا أخذ بالحزم يعني أبا بكر وهذا أخذ بالقوة يعني عمر. وقد روي عن عثمان مثل فعل أبي بكر وعن علي مثل فعل عمر رضي الله عنهم. قال في الوسيط: واختار الشافعي فعل أبي بكر رضي الله عنه.

“Suatu pendapat mengatakan bahwa yang paling utama adalah melaksanakan sholat wiir sebelum tidur secara mutlak, lalu ia bangun dan melaksanakan sholat tahajjud sebagaimana perkataan Abu Hurairah ra, aku diperintahkan oleh Rasulullah saw untuk sholat witir sebelum tidur, riwayat Bukhori dan Muslim. Abu Bakar ra. juga senantiasa melaksanakan sholat witir sebelum ia tidur kemudian ia bangun dan melaksanakan sholat tahajjud. Sedangkan Umar ra. ia tidur sebelum melaksanakan sholat witir kemudian ia bangun, tahajud lalu menutupnya dengan sholat witir. Kemudian Abu Bakar dan Umar melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah, Rasulullah bersabda, Abu Bakar melaksanakan hal tersebut karena tekad (sebagai bentuk kehati-hatian jika tidak bangun malam), sedangkan Umar karena kuat (keyakinan akan bangun malam). Diriwayatkan bahwa Utsman melaksanakan witir sbebagaimana Abu Bakar. Sedangkan Ali melaksanakan witir sebagaimana Umar. Imam Ghozali di dalam kitab al-Wasith menyebutkan, Imam Syafi’I memilih waktu sholat witir yang dilakukan oleh Abu Bakar ra.”

Berdasarkan keterangan ini, bahwa ada 2 waktu pengerjaan sholat  para sahabat yang keduanya Rasulullah benarkan pendapatnya.