Lupa Membaca Niat Puasa,Apakah Sah atau Tidak

Puasa adalah salah satu ibadah wajib bagi umat Islam, terutama di bulan Ramadan. Salah satu syarat sahnya puasa adalah membaca niat. Namun, bagaimana jika seseorang lupa membaca niat puasa? Apakah puasanya tetap sah?

Bacaan Niat Puasa Ramadan

Untuk mengantisipasi agar tidak lupa, dianjurkan membaca niat puasa Ramadan sebulan penuh. Hal ini mengikuti pendapat dari mazhab Maliki.

Berikut adalah bacaannya yang dikutip dari buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat berpuasa sebulan penuh pada Ramadan tahun ini wajib karena Allah Ta’ala.”

Pentingnya Niat dalam Puasa

Niat merupakan bagian penting dalam ibadah karena menentukan tujuan dari amalan tersebut. Dalam puasa, niat harus dilakukan sebelum waktu Subuh. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ:

“Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

Berdasarkan hadis ini, niat adalah syarat sahnya puasa, terutama untuk puasa wajib seperti puasa Ramadan.

Bagaimana Jika Lupa Niat Puasa Ramadan?

Ada dua pendapat di kalangan ulama terkait hukum lupa berniat puasa Ramadan. Berdasarkan hadits sebelumnya, jika seseorang lupa berniat di malam hari dan baru ingat setelah fajar, puasanya tidak sah dan harus diganti setelah Ramadan. Sebab, niat harus dilakukan sebelum fajar agar puasa dianggap sah, meskipun sudah makan sahur sekalipun.

Dijelaskan dalam kitab Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, seperti dinukil NU Lampung, makan sahur tidak bisa dianggap sebagai niat puasa, meskipun bertujuan agar kuat berpuasa.

Selain itu, jika seseorang lupa berniat di malam hari, ia tetap harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sepanjang hari sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan Ramadan. Namun, puasanya tetap harus diqadha setelah Ramadan.

Akan tetapi, Imam Nawawi dalam Al-Majmû’ Syarhul Muhadzdzab menyebutkan bahwa disunnahkan untuk tetap berniat puasa di pagi hari saat lupa berniat di malam hari. Hal ini mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah yang berpendapat bahwa niat berpuasa Ramadan di pagi hari masih bisa diterima atau sah.