Mandi wajib atau mandi junub adalah cara untuk mensucikan diri dari hadas besar menurut ajaran Islam. Mandi ini wajib dilakukan setelah keadaan tertentu, seperti setelah haid, nifas, atau hubungan suami istri. Agar mandi wajib sah dan ibadah diterima oleh Allah SWT, penting bagi kita untuk memahami tata cara mandi wajib yang benar.
Namun, ini bukan mandi yang utama. Mandi dapat dikatakan sempurna apabila mencakup hal-hal yang diwajibkan, disunnahkan, dan mengikuti cara yang dianjurkan, berdasarkan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
“Dari ‘Aisyah RA, istri Nabi SAW, bahwa jika Nabi SAW mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk salat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tata Cara Mandi Wajib
Mengutip buku Fiqih Sunnah 1 Sayyid Sabiq, mandi yang sesuai dengan syariat mencakup dua hal berikut, yaitu:
1. Berniat
Berikut adalah niat mandi wajib yang dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat Wajib dan Sunah yang ditulis oleh Zaky Zamani.
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ فَرْضًا اللهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadasil akbari fardlal lillaahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta’ala.”
2. Menyiram Air ke Seluruh Anggota Tubuh
Saat mandi wajib, disyariatkan untuk menyiram air ke seluruh anggota tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki, dengan menggunakan air bersih.
Sunnah-sunnah Mandi Wajib
Merujuk pada sumber sebelumnya, berikut adalah sunnah-sunnah dalam mandi wajib, yang menjadi penyempurna dari mandi wajib itu sendiri.
- Membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali.
- Membasuh kemaluan.
- Berwudhu dengan sempurna seperti wudhu untuk salat. Jika mandi wajib dilakukan dengan menggunakan bak atau sejenisnya, pastikan hingga mandi telah selesai, kemudian diakhiri dengan mencuci kaki.
- Menyiram air ke atas kepala sebanyak tiga kali dengan menggosokkan rambut hingga air membasahi pangkal rambut (hingga pori-pori kepala).
- Menyiram air ke seluruh tubuh dengan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan, kemudian dilanjutkan dengan bagian tubuh sebelah kiri. Dianjurkan juga untuk membersihkan kedua ketiak, bagian dalam telinga, pusar, jari-jari kaki, dan menggosok anggota tubuh yang bisa dijangkau oleh tangan.
Tata Cara Mandi Wajib bagi Perempuan
Merangkum kembali pada buku Kitab Fikih Sehari-Hari Mazhab Syafi’i, tata cara perempuan sama dengan tata cara mandi wajib laki-laki. Tetapi bedanya, perempuan tidak perlu membuka ikatan rambutnya.
Hal ini disebutkan dalam hadits, bahwa suatu ketika Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah SAW,
“Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub?’ Maka Rasulullah menjawab, ‘Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim).
Seorang perempuan saat mandi wajib dianjurkan untuk menggunakan daun bidara, atau saat ini bisa menggunakan sabun atau pembersih lainnya, dan air.
Selain itu, perempuan juga dianjurkan untuk mengambil sebuah kapas atau benda lain yang sejenis, yang kemudian diberi minyak wangi.
Kapas tersebut digosokkan pada kemaluan atau tempat keluarnya darah agar menjadi harum dan aroma bekas darah yang tidak sedap menjadi hilang.
Hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Yazid pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang cara mandi wanita haid. Beliau menjawab,
“Ambillah air dan daun bidara lalu wudhulah dengan sebaik-baiknya. Kemudian siramkan air di atas kepala dan gosoklah dengan kuat sampai meresap ke akar-akar rambutnya. Setelah itu, tuangkan air sekali lagi di atasnya. Setelah itu, ambillah sepotong kapas yang sudah dibubuhi minyak wangi, lalu gosokkan pada bagian tempat keluarnya darah haid hingga suci dan wangi”
Asma bertanya lagi, “Bagaimanakah cara menyucikannya?” Rasulullah SAW menjawab, “Maha Suci Allah! Bersucilah dengan kapas itu!”
Aisyah berkata seakan-akan berbisik ke arah telinga Asma, “Gosokkanlah kapas yang telah kamu bubuhi dengan minyak wangi ke bagian keluarnya darah (kemaluan)”.
Setelah itu, Asma bertanya kepada Rasulullah SAW tentang cara mandi junub. Rasulullah SAW menjawab, “Ambillah air, lalu wudhulah dengan baik, kemudian siramkan air di atas kepala dan gosok hingga meresap ke akar-akar rambut. Setelah itu, siramkan air pada seluruh tubuh” Aisyah berkata, “Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Mereka tidak malu-malu untuk mendalami soal agama!” (HR. Bukhari)