Puasa adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga diri dari perbuatan yang dapat membatalkan atau mengurangi pahala puasa. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah tidur ketika puasa termasuk dalam ibadah? Artikel ini akan membahas pandangan Islam mengenai tidur saat berpuasa serta bagaimana mengoptimalkan ibadah selama bulan Ramadan.
Hadits Tidurnya Orang Puasa Bernilai Ibadah
Menukil dari buku 89 Kesalahan Seputar Puasa Ramadhan susunan Abdurrahman Al Mukaffi, dikatakan bahwa ada beberapa hadits yang tergolong lemah tentang tidurnya orang puasa. Status lemah atau dhaif ini ditetapkan oleh para ulama dan mufassir.
Hadits lainnya tentang tidur orang puasa seperti berikut,
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Danya adalah doa yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.” (HR Baihaqi)
Al Hafizh Al Iraqi melalui Takhrijul Ihya’ mengatakan bahwa hadits tersebut dhaif. Begitu pula dengan Al Albani di dalam As Silsilah Adh Dha’ifah-nya yang menyatakan status kedhaifan hadits itu.
Kemudian, riwayat lain tentang tidurnya orang berpuasa yang dinilai ibadah adalah berasal dari Tammam. Berikut bunyinya,
“Orang yang berpuasa itu senantiasa dalam ibadah meskipun sedang tidur di atas ranjangnya.” (HR Tammam)
Hukumnya Tidur Saat Puasa
Masih dari sumber yang sama, tidur diperbolehkan saat berpuasa atau mubah. Tetapi, tidur bukan termasuk ritual ibadah.
Tidur ketika puasa bisa dijadikan sarana penunjang ibadah. Misalnya, muslim tidur karena khawatir berbuka sebelum waktunya atau tidur untuk mengistirahatkan tubuh sehingga kuat dalam beribadah.
Syekh Muhammad bin ‘Umar an-Nawawi al-Bantani mendukung pendapat tersebut. Ia berkata,
“Hadits tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah ini berlaku bagi orang yang berpuasa yang tidak merusak puasanya, misal dengan perbuatan ghibah. Tidur meskipun merupakan inti kelupaan, namun akan menjadi ibadah sebab dapat membantu melaksanakan ibadah.” (Disebutkan dalam Tanqib al Qul Al Hatsits)
Namun, perlu dipahami bahwa setiap tidurnya orang puasa bukan berarti dinilai ibadah. Sebagai contoh, orang yang berpuasa namun tidur karena malas, tidur karena kekenyangan setelah sahur, tidur karena tidak ingin beraktivitas. Kriteria tidur seperti ini yang dinilai sebagai tidur tercela.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa sah-sah saja orang yang berpuasa untuk tidur. Tetapi, tidurnya tidak dihitung sebagai ibadah tersendiri.